MATERI 2
Menyelesaikan masalah
melalui proses pencarian
1.
Agen pemecah masalah :
Masalah simulasi (atau menciptakan)
intelijen telah dipecah menjadi beberapa sub-masalah tertentu. Ini
terdiri dari ciri-ciri tertentu atau kemampuan yang peneliti ingin sistem
yang cerdas untuk ditampilkan. Sifat-sifat yang diuraikan di bawah ini
telah menerima perhatian paling besar.
|
Pemotongan, penalaran, pemecahan
masalah
|
AI awal peneliti mengembangkan
algoritma yang meniru langkah-demi-langkah penalaran yang digunakan
manusia ketika mereka memecahkan teka-teki, bermain papan permainan atau
membuat kesimpulan-kesimpulan logis. Pada akhir 1980-an dan 90-an,
penelitian AI juga telah sangat sukses mengembangkan metode untuk
berurusan dengan pasti atau informasi yang tidak lengkap, menggunakan
konsep-konsep dari probabilitas dan ekonomi.
|
Untuk masalah sulit, sebagian besar
algoritma ini memerlukan sumber daya komputasi yang sangat besar – paling
mengalami “ledakan kombinatorial”: jumlah memori atau komputer waktu yang
diperlukan menjadi masalah astronomi ketika melampaui ukuran tertentu.
Mencari pemecahan masalah yang lebih efisien algoritma adalah prioritas
tinggi untuk penelitian Flu Burung.
|
Manusia memecahkan kebanyakan masalah
mereka dengan cepat, intuitif penilaian daripada sadar,
langkah-demi-langkah deduksi bahwa awal penelitian AI bisa model. AI
telah membuat beberapa kemajuan pada jenis ini meniru “sub-simbolis”
pemecahan masalah: agen terwujud pendekatan yang menekankan pentingnya
sensorimotor keterampilan penalaran yang lebih tinggi; jaringan saraf
upaya penelitian untuk mensimulasikan struktur di dalam otak manusia dan
hewan yang melahirkan keterampilan ini.
|
AI awal peneliti mengembangkan
algoritma yang meniru langkah-demi-langkah penalaran yang digunakan manusia
ketika mereka memecahkan teka-teki, bermain papan permainan atau membuat
kesimpulan-kesimpulan logis. Pada akhir 1980-an dan 90-an, penelitian AI
juga telah sangat sukses mengembangkan metode untuk berurusan dengan
pasti atau informasi yang tidak lengkap, menggunakan konsep-konsep dari
probabilitas dan ekonomi.
|
Untuk masalah sulit, sebagian besar
algoritma ini memerlukan sumber daya komputasi yang sangat besar – paling
mengalami “ledakan kombinatorial”: jumlah memori atau komputer waktu yang
diperlukan menjadi masalah astronomi ketika melampaui ukuran tertentu.
Mencari pemecahan masalah yang lebih efisien algoritma adalah prioritas
tinggi untuk penelitian Flu Burung.
|
Manusia memecahkan kebanyakan masalah
mereka dengan cepat, intuitif penilaian daripada sadar,
langkah-demi-langkah deduksi bahwa awal penelitian AI bisa model. AI
telah membuat beberapa kemajuan pada jenis ini meniru “sub-simbolis”
pemecahan masalah: agen terwujud pendekatan yang menekankan pentingnya
sensorimotor keterampilan penalaran yang lebih tinggi; jaringan saraf
upaya penelitian untuk mensimulasikan struktur di dalam otak manusia dan
hewan yang melahirkan keterampilan ini.
|
2.
Pencarian sebagai solusi pemecah masalah:
Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan akan
memberikan output berupa solusi dari suatu masalah berdasarkan kumpulan
pengetahuan yang ada. • Pada gambar 1 sistem AI, input yg diberikan adalah
berupa masalah. • Sistem harus dilengkapi dengan sekumpulan pengetahuan
yang ada pada basis pengetahuan. • Sistem harus memiliki motor inferensi
agar mampu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan. •
Output yang diberikan berupa solusi dari masalah sebagai hasil dari
inferens
3. Stragtegi pencarian
yang tidak berbentuk
Strategi
Pencarian
Terdapat
empat kriteria dalam strategi pencarian, yaitu:
·
Completeness: Apakah strategi
tersebut menjamin penemuan solusi jika solusinya memang ada?
·
Time complexity: Berapa lama waktu yang
diperlukan?
·
Space complexity: Berapa banyak memori
yang diperlukan?
·
Optimality: Apakah strategi
tersebut menemukan solusi yang paling baik jika terdapat beberapa solusi
berbeda pada permasalahan yang ada?
a.
Depth-First
Search (DFS)
Pencarian dilakukan pada satu node dalam
setiap level dari yang paling kiri. Jika pada level yang paling dalam, solusi
belum ditemukan, maka pencarian dilanjutkan pada node sebelah kanan. Node
yang kiri dapat dihapus dari memori. Jika pada level yang paling dalam
tidak ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada level sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai Ditemukan solusi. Jika solusi
ditemukan maka tidak diperlukan proses backtracking (penelusuran
balik untuk mendapatkan jalur yang
dinginkan).
|
|
b. Breadth-First Search (BFS)
Pencarian dilakukan pada
semua node dalam setiap level secara berurutan dari kiri ke kanan. Jika pada
satu level belum ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada level
berikutnya. Demikian seterusnya sampai ditemukan solusi. Dengan strategi ini, maka
dapat dijamin bahwa solusi yang ditemukan adalah yang paling baik (Optimal).
Tetapi BFS harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan. Hal ini harus
dilakukan untuk penelusuran balik jika solusi sudah ditemukan. Gambar
2.4 mengilustrasikan pembangkitan pohon BFS untuk masalah Water Jug.
Pembangkitan suksesor dari suatu node bergantung pada urutan dari Aturan
Produksi yang dibuat (lihat gambar 2.3). Jika urutan dari aturan 4 ditukar
dengan aturan 5, maka pohon BFS yang dibangkitkan juga akan berubah.
c.
Depth Limited search
Algoritma ini merupakan salah satu dari jenis Uniformed search, Depth Limited
search ini merupakan pengembangan dari Depth First Search namun dibatasi dengan
batasan kedalaman yang dicari. Depth Limited Search ini sama seperti DFS dimana
kedua algoritma ini tidak akan menemukan solusi ketika proses pencarian
berlangsung menemui keadaan infinite, yaitu tidak berujung atau tak terhingga.
Maka dari itu pencarian dengan Depth Limited Search ini akan menemukan solusi
bila pencariannya berada dibawah batas kedalaman yang ditentukan
d. Uniform
Cost Search
Uniform Cost Search adalah
algoritma Seach Tree (graph) yang digunakan untuk menyelesaikan beberapa
persoalan . Algoritma ini memulai pencarian dari root node, kemudian
dilanjutkan ke node-node selanjutnya. Dimana node tersebut dipilih yang memilki
harga (cost) terkecil dari root node. Algoritma ini merupakan modifikasi dari
Bread First Search (BFS).